Hubungan Pola Konsumsi Softdrink Dengan Kejadian DM Tipe 2 Pada Lansia di Puskesmas Wawonasa
DOI:
https://doi.org/10.57214/jka.v4i2.196Keywords:
Softdrink, Kejadian DM Tipe 2.Abstract
Pendahuluan Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya angka penderita DM adalah tingginya konsumsi minuman bersoda (softdrink). Sedikitnya dalam sekaleng softdrink terdapat sembilan sendok tehgula, kebutuhan gula dalam tubuh kita dianjurkan tidak boleh melebihi empat sendok teh perhari. Penambahan gula/sukrosa banyak terdapat pada produk softdrink. Konsumsi softdrink merupakan faktor terjadinya DM tipe 2 pada lansia, karena sering mengkonsumsi softdrink dapat menyebabkan resistensi insulin. Tujuan Mengetahui hubungan antara pola konsumsi softdrink dengan kejadian DM tipe 2 pada lansia di puskesmas wawonasa .Metode Peneltian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analitik yang bersifat cross sectional. Sampel yang diambil berdasarkan jumlah responden sebanyak 56 orang. Penggumpulan data dilakukan dengan lembar kuesioner dan lembar observasi. Analisa data di uji menggunakan Uji Chi-Square. Hasil Dari hasil statistic Chi-Square di peroleh nilai p=0,000 lebih kecil dari nilai α=0,05 yang artinya terdapat hubungan antara Pola Konsumsi Sofdrink dengan Kejadian DM Tipe 2 Pada Lansia Di Puskesmas Wawonasa. Kesimpulan Dalam penelitian ini ada hubungan konsumsi softdrink dengan kejadian dm tipe 2 pada lansia. Saran Perlu meningkatkan pola hidup sehat dengan mengurangi konsumsi softdrink, sehingga dapat mencegah terjadinya DM Tipe 2 pada lansia.
References
Alamster, Sunita (2015). Prinsip dasar ilmu Gizi Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Arisman, (2015). Obesitas, Diabetes Mellitus & Dislipidemia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Badescu, SV, (2016). Klasifikasi, Diagnosis, dan Dasar-dasar Terapi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Chang, S.A. (2014). Smoking and Type 2 Diabetes Mellitus.Vol.36, No 11. Diakses dari website https://e-journal.unair.ac.id. pada tanggal 25 Juni 2019 jam 10.00.
Jacobson. (2013). Minuman Ringan Dibalik Kenikmatannyan Ada Bencana. Jakarta: EGC.
Kementrian kesehatan. (2016). Petunjuk Teknis Pengukuran Faktor Resiko Diabetes Militus. Kementrian RI.
Kohort. (2015). Depression and Incident diabetic Foot Ulcers: A Prospotive Kohort Study. The American Journal of Medicine. Vol.6, No.1. Di akses dari website https://e-journal.unair.ac.id. Pada tanggal 20 Juni 2019 jam 12.15.
Harper, Angela, et al. (2016). Increase Satiety After Intake of Chocolate Milk Drink Compared With a Carbonated Beverages, But no Difference in Subsequences ad Libitium Lunch Intake. The british journal of nutrition. Vol.4,
No.3. Diakses dari website https://e- journal.unair.ac.id. pada tanggal 10 juni 2019 jam 14.00.
Nurarif. A.H & Kusuma. H. (2015) Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.
Putri Ramadani. (2018). Hubungan Antara Konsumsi Sugar-Sweetened Bevarages Dengan Kejadian DM Pada Lansia. Vol.1, No.2 https://e-journal.unair.ac.id. diakses pada tanggal 5 juni 2019 jam 17.00.
Pranata. (2018). Hubungan gaya hidup yang tidak sehat dengan kejadian DM. Vol.1,No.3. diakses dari website https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.p hp/jk/article/view/403. Pada tanggal 2 juni 2019 jam 14.30.
Sanjaya, W. (2014). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Soewondo. (2014). Prevelens, Karakteristik Prediabetes di Indonesia. Med.J.Indonesia. Vol.3, No.2. https://e-journal.unair.ac.id. diakses pada tanggal 5 juni 2019 jam 17.00.
Vijayakumar S. (2015). Kandungan-Kandungan Dalam Softdrink. Jakarta: Berkah Buku.