Pengaruh Edukasi Berfikir Positif Pada Lansia Dengan Masalah Psikososial Ketidakberdayaan
DOI:
https://doi.org/10.57214/jusika.v6i2.215Keywords:
EDukasi Berfikir Positif, KetidakberdayaanAbstract
Sikap positif tentang penuaan dapat menjadi sumber persepsi diri yang positif tentang penerimaan diri dengan bertambahnya usia Kasus yang banyak ditemukan adalah ketidakberdayaan lansia dengan prevalensi kejadiannya berkisar 30-45% dari kasus kesehatan jiwa. Banyak lansia berharap saat mencapai tahap akhir perkembangan hidup, lansia hidup tenang, damai dan hidup bersama dengan anak-anak serta cucu dengan bahagia. Tapi pada kenyataan, sebagian besar harapan-harapan lansia tidak terwujud. Tujuan dari penelitian ini mengidentifikasi Pengaruh Pemberian edukasi berfikir positif pada lansia dengan masalah psikososial ketidak berdayaan Di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha (PSTW)
Desain penelitian yang digunakan adalah ” Pra experimental pre-post test whit control grup”. Dimana sampel dipilih secara purposive sampling, kemudian untuk kelompok tersebut diberikan perlakuan dan di observasi ulang untuk mengetahui hasilnya. Sampel penelitian ini adalah semua lansia yang memiliki data mayor atau memiliki karakteristik yang sesuai dengan criteria inklusi 25 orang lansia. Instrumen penelitian ini SAP dan memodifikasi kuesioner pre dan post. Hasil penelitian selisih dari tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah terjadi peningkatan pemahaman dari skor baik dari 6 bertambah menjadi 14, dan yang memiliki nilai cukup dari 9 menurun menjadi 10 lansia, sedangkan skor kurang 10 orang menurun menjadi 2 orang. Analisa hasil penelitian dengan uji wilcoxon diperoleh nilai p value 0,007 < α (0,05), disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari edukasi berfikir positif terhadap peningkatan pengetahuan lansia dengan masalah psikososial ketidakberdayaan.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan Pengaturan hidup yang dilakukan oleh Lansia dalam hal meningkatkan kemandirian didalam kehidupan sehari-hari, akan membuat lansia lebih bermakna dan bahagia sehingga Dukungan sosial dari orang terdekat misal keluarga, petugas kesehatan yang merawat diharapkan selalu aktif dan konsiten
References
Albecht. (1994). Berpikir Positif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
A. Aziz Alimul Hidayat. (2010). Metode Penelitian Kesehatan :Paradigma Kuantitif. Surabaya: Health Books.
A. Aziz Alimul Hidayat. (2011).metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data. Jakarta: Salemba Medika
Indriawati, Ratna, (2014). Karya Tulis Ilmiah, Hubungan Antara Berpikir Positif Dengan Kemampuan Daya Ingat Pada Lanjut Usia.
Stuart & Laraia. 2009. Principles and practice of psychiatric nursing (8 ed.). Missouri: Mosby, Inc.
Youdha. 2012. Konseling penyebab masalah kejiwaan. Jakar ta: Universitas Gunadharma, 03 April http://c3i.sabda. org/30/jam/2012/konseling
Rohmah, Alfina Shofia Nur dan Santoso, Totok Budi (2013). Kejadian Demensia dan Gangguan Gerak pada Wanita Lanjut Usia.Prosiding Seminar Nasional Food Habit and Degenerative Diseases
Santrock, J.W. (2002). Life-Span development perkembangan masa hidup. Jakarta: Erlangga
Cappeliez. 2004. Cognitive-Reminiscence Therapy for depressed older adult. http://www.seniorsmentalhealth.ca. Diakses tanggal 18 mei 2015.
Friedman. 2008. Keperawatan keluarga: teori dan praktik (family nursing: theory and practice), alih bahasa: Ina Debora R.L. Jakarta: EGC. Fontaine. 2009. Mental Health nursing. Sixth Editions. New Jersey: Pearson Education Inc.