GAMBARAN STRES DAN POLA MAKAN PADA PENDERITA GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE (GERD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
Abstract
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) merupakan suatu kondisi (Reflux) asam lambung yang naik ke esofagus secara berulang sehingga menimbulkan beberapa gejala seperti heartburn dan regurgitation, keadaan ini dapat dipicu oleh stres dan pola makan, stres dapat menyebabkan gangguan fisiologis di dalam tubuh khususnya organ pencernaan dan dapat membuat produksi asam lambung menjadi meningkat jika hal ini dibiarkan lama kelamaan dapat menyebabkan kekambuhan pada GERD. Selain itu juga pola makan yang tidak teratur baik dari segi jumlah, frekuensi atau jenis seperti kebiasaan makan panas, pedas, asam terlalu sering akan menyebabkan masalah pada lambung sehingga produktivitas asam lambung akan meningkat dan dapat menyebabkan kekambuhan pada GERD. Tujuan penelitian ini mengetahui gambaran stres dan pola makan pada penderita Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) di wilayah kerja Puskesmas Ranomut Manado.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif observasional dengan mengambil data secara retrospektif. Sampel diambil berdasarkan jumlah responden sebanyak 9 responden dengan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Selanjutnya data yang telah terkumpul diolah dengan menggunakan bantuan computer.
Pada penelitian ini didapatkatkan gambaran responden mengalami stres sebanyak 6 orang (66,7%) dan gambaran responden yang pola makan kurang baik sebanyak 7 orang (77,8%).
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagian responden mengalami stres dan pola makan yang kurang baik. Penelitian selanjutnya disarankan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara stres dan pola makan dengan kekambuhan GERD.
References
Hirlan. (2014). Ilmu penyakit dalam. Jakarta: Balai penerbit FKUI.
Karina. R. (2016). Karakteristik penderita gastroesophageal reflux disease (GERD) berdasarkan usia, jenis kelamin dan keluhan utama di poli penyakit dalam rumah sakit al islam bandung. Prosiding Pendidikan Dokter Vol. 2 No 2. Diakses dari website http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/dokter/article/view: Retrieved 17 September 2020, 23.00.
Makmun, D. (2017). Penyakit feflux gastroesofageal. Jakarta: Interna Publishing.
Murjayanah. (2015). Faktor-Faktor Resiko Yang Berhubungan dengan Kejadian Gastritis. Semarang: Fakultas Ilmu Keolahragaan UNM.
Prasetyo. (2015). Konsep dan proses keperawatan nyeri. Yogyakarta: Graha ilmu.
Priyoto. (2015). Konsep manajemen stres. Yogyakarta: Nuha Medika.
Srianti, D., & Munawir. (2015). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gastritis di RSUD Palagimata Kota Bau-Bau. Jurnal Ilmiah Kesehatan diagnosis 4 (6): 781-788. Diakses dari website http://ejournal.stikesnh.ac.id/index.php/jikd/article/view/713: Retrieved 20 september 2020, 17.00.
Sugiyono. (2018). Metode penelitian kuantitatif. Bandung: Alfabeta
Sulastri. (2015). Gambaran pola makan penderita gastritis di wilayah kerja puskesmas kampar kiri hulu kecemasan kampar kiri hulu. Diakses dari website http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/805: Retrieved 25 september 2020, 20.30.
Syam AF, Abdullah M, Rani AA. (2003). Prevelance of reflux esophagitis, barret’s esophagus and esophageal cancer in indonesia people evaluation by endoscopy. Canc Res Treat;5:8. Diakses dari website https://caiherang.com/wp-content/uploads/2019/10/Syam-et-al.-2013-Revisi-Konsensus-Nasional-Penatalaksanaan-Penyakit-Refluks-Gastroesofageal-Gastroesophageal-Reflux-Disease-GERD-.pdf: Retrieved 28 september 2020, 20.47.